Jumat, 22 Februari 2013

Menulis tentang Program Dwaya Manikam "Start Empathy" di Majalah Karsa

Dengan maksud mempublikasikan pada masyarakat tentang program Dwaya Manikam "Start Empathy" yang tengah dijalankan saat ini, maka Fajar Ciptandi mencoba menulis pada sebuah majalah nasional Karsa, edisi Februari 2013. Diharapkan dengan begitu maka akan banyak orang mengenal program ini, ingin terlibat, lalu berbuat, hingga akhirnya membawa ini pada tujuan akhirnya yaitu menciptakan kelompok masyarakat yang mandiri dan kreatif.

Satu Hari Penuh Inspirasi Bersama Kelas Inspirasi

Selama ini aku selalu merasa bahwa hidup seluruhnya adalah tentang “aku”. Bahwa setiap tindakan yang kulakukan hanya untuk mendapatkan keberhasilanku semata, dan aku adalah satu-satunya yang berperan paling penting atas apa yang kudapatkan sekarang. Aku seolah lupa bahwa begitu besar energi yang telah orang-orang sekitarku berikan untuku agar bisa mendapatkan keberhasilan seperti sekarang. Dan secara perlahan aku seolah disadarkan bahwa dalam hidup penting sekali kita berperan dalam memberikan “nilai” kepada orang lain. Membagi sedikit manfaat agar kelak apa yang kita berikan tersebut dapat menjadi sumber semangat untuknya dalam mengejar keberhasilan.

Kelas Inspirasi telah menjadi sebuah media yang mengantarku untuk membagikan inspirasi sederhana kepada sahabat-sahabat kecil yang memiliki mimpi besar di SD Kuningan Timur 01. Aku datang untuk memberikan inspirasi pada mereka agar yakin dengan mimpinya dan terus bersemangat untuk meraihnya. Satu hari yang kuharap bisa menjadi moment penuh kesan bagi sahabat kecilku yang luar biasa ini. Tapi ternyata ini bukan hanya soal aku yang datang dan membagi inspirasi saja. Satu hal yang lebih luar biasa adalah aku justru belajar banyak dari mereka. Aku banyak terinspirasi oleh tepukan tangan, gelak tawa, lompatan riang, bahkan rengekan dan tangisannya yang menjadi bagian dari semangatnya untuk berani bermimpi sangat besar. “Saya mau menjadi pilot! Saya mau menjadi ABRI! Saya mau menjadi dokter! Saya mau menjadi ustad! Saya mau menjadi Polisi! Saya mau menjadi pemadam kebakaran! Dan masih banyak cita-cita besar lainnya. Dari wajah polosnya bisa terlihat keyakinan bahwa apa yang mereka lantangkan itu pasti akan tercapai. Ya, sebesar apa kalian yakin akan hal itu, aku pun punya keyakinan yang sama besarnya. Tak ada keraguan sedikit pun bahwa kalian akan mampu meraihnya. Sekolah tempat kalian saat ini belajar akan menjadi tempat bersejarah yang mengingatkan kalian bahwa bermula dari sanalah mimpi-mimpi itu terbangun. Guru-guru kalian yang luar biasa, yang dengan ketulusan dan kesabarannya telah mencurahkan semua yang dia tahu agar kalian menjadi yang terbaik kelak. Aku bahkan tak tau bagaimana kalau menjadi mereka, yang tak cukup hanya dengan bisa mengajar saja tapi juga perlu ekstra sabar dan penyayang. Ingatlah mimpi yang telah kalian terbangkan bersama balon berwarna warni di tanggal 20 Ferbuari 2013 lalu itu. Berjanjilah pada diri sendiri bahwa kalian akan mengejar mimpi itu kembali di atas langit. Dan aku bersama negeri ini siap menunggu kalian beberapa tahun lagi untuk menjadi apa yang kalian cita-citakan.

















Keterampilan Baru Teman2s Ibu Cicadas

Para teman2s ibu Cicadas bisa dibilang jagonya kalau udah urusan basic jahit jelujur, eksplorasi bahan perca batik untuk dibuat produk aksesoris. Tapi gak cukup hanya mahir dengan teknik yang itu2 saja, maka dwaya manikam pun mencoba memberikan pembekalan keterampilan lain buat teman2s ibu ini.

Mereka diajarkan teknik crochet mulai dari yang paling standard. Semangat belajar mereka besar sekali, tampak sangat antusias mengerjakan setiap prosesnya. Diharapkan dengan pembekalan keterampilan baru ini maka teman2s ibu mampu menghasilkan variasi produk yang lebih kreatif lagi, sehingga apa yang mereka kerjakan akan memberikan dampak kemanfaatan yang lebih baik lagi bagi mereka.

Senin, 11 Februari 2013

Kelas Inspirasi, Mendatangkan Mimpi di Ruang Kelas

JAKARTA, KOMPAS.com — mengutip sebagian artikel yang ditulis oleh Riana Afifah:

Program Kelas Inspirasi pada tahun kedua telah memasuki masa pembekalan bagi 599 relawan pengajar dari kalangan profesional yang terpilih. Mereka siap berbuat sesuatu terhadap pendidikan Indonesia dan menggemakan semangat kepada para siswa sekolah dasar (SD) untuk berani mempunyai mimpi besar.

Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, Anies Baswedan, mengatakan bahwa kehadiran para profesional di dalam kelas tersebut bukan sekadar mengajar atau berbagi ilmu yang dimilikinya, melainkan untuk menginspirasi dan menumbuhkan mimpi dari profesi yang digeluti saat ini.

"Kegiatan ini bukan mengundang mereka semata-mata menjadi guru, tapi yang terpenting adalah kembali mendatangkan mimpi di ruang-ruang kelas," kata Anies saat hadir dalam pembekalan Kelas Inspirasi di Auditorium Gedung Indosat, Jakarta, Sabtu (9/2/2013).

Ia menjelaskan bahwa masa depan Indonesia berada di ruang-ruang kelas tersebut. Pasalnya, apa yang terpancar pada wajah-wajah anak Indonesia adalah pancaran masa depan negara yang terus berupaya untuk bangkit dan menjadi lebih baik. Salah satu langkahnya tentu saja melalui pendidikan.

"Kita semua ini adalah produk pendidikan. Pendidikanlah yang membuat kita jadi seperti ini dan terbuka berbagai kesempatan. Jadi, mari melakukan sesuatu dengan kembali ke tempat kita dulu dididik," jelas Anies.

"Inspirasi anak-anak dan buat mereka berani bermimpi. Think big, start small, act now. Jadi mulai sekarang berpikir besar, mulai dari yang kecil dan lakukan sekarang," imbuhnya.

Pada tahun ini, sebanyak 599 relawan pengajar dari kalangan pekerja profesional telah terpilih dari 1.158 pekerja profesional yang mendaftar. Selama sehari, para relawan ini akan menjadi guru di 58 SD negeri di Jakarta. Dalam kesempatan itu, mereka yang berasal dari berbagai profesi akan menjelaskan mengenai apa saja yang dilakukannya.

Jika tahun lalu hanya diselenggarakan di Jakarta maka pada tahun ini ada lima kota lain yang juga akan menjalankan program Kelas Inspirasi pada tanggal 20 Februari mendatang. Adapun kota tersebut adalah Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, dan Pekanbaru dengan jumlah total sekolah 122 SD.

Dan Fajar Ciptandi, inisiator program Dwaya Manikam 'Start Empathy' yang berprofesi sebagai dosen seni rupa dan desain akan turut serta berpartisipasi sebagai pengajar volunteer dengan tempat mengajar di SDN Kuningan Timur 01 Jakarta Selatan juga loooh :)

Jumat, 01 Februari 2013

Dwaya Manikam pada mini bazar CIKUY #7

Dwaya manikam kali ini akan hadir pada event Cikuy #7 mini bazar yang akan berlangsung selama 2 hari dari tanggal 2 sampai 3 Februari 2013 di jalan Ciasangkuy no.46 Bandung.

Dwaya manikam akan membawa produk2 aksesoris berupa kalung batik buatan teman2s ibu Cicadas. Event ini sebagai salah satu cara untuk memasarkan produk buatan mereka supaya bisa langsung dipertemukan dengan calon pembeli. Dan harapannya supaya mendapat apresiasi yang positif sehingga program dwaya manikam "start empathy" dapat terus berkembang.

Selain dwaya manikam ada juga brand2 produk serta makanan lainnya yang pastinya bakal bikin acara ini seru banget. So jangan lupa mampir yaaa :)